Sejarah Devosi Doa Rosario

Sejarah Devosi Doa Rosario

Pada abad pertengahan ada banyak biarawan monastic yang tidak mampu berbahasa Latin sehingga mereka kesulitan mengikuti doa ofisi (mendaraskan Mazmur).

Mereka lalu mengganti doa tersebut dengan mendaraskan 150 kali doa Bapa Kami.

Jumlah doa Bapa Kami itu dihitung dengan seuntai tali manik-manik atau berikat-ikat yang disebut Pater Noster (Bapa Kami).

Seiring dengan perkembangan devosi kepada Bunda Maria maka kebiasaan mendoakan Bapa Kami dengan manik-manik itu bergeser kepada doa Salam Maria.

Doa Salam Maria didaraskan dan dihitung dengan menggunakan tali Pater Noster.

Rangkaian doa Salam Maria yang didoakan 150 kali itu disebut Psalterium Marianum yang artinya Kitab Mazmur Maria. Seratus lima puluh Salam Maria terbagi atas 15 sepuluhan yang masing-masing di dahului doa Bapa Kamisebagai antifon dan ditutup Kemuliaan sebagai doa tanggapan.

Rosario kemudian berperang sebagai peniru sekaligus pengganti ofisi kaum biarawan yang tidak bisa membaca.

Nah sejak abad XII doa Salam Maria mulai diulang-ulang untuk mengenangkan 5 sukacita Maria yaitu : Kabar dari Malaikat, Kelahiran Yesus, Kebangkitan Yesus dan Kenaikan Yesus dan Pengangkatan Maria ke surga.

Kemudian pada abad XV daftar presidia yang ditetapkan sebagai landasan doa rosario dikenal di mana-mana seiring dengan ditemukannya mesin cetak. Buku kecil yang dicetak di Ulm (Jerman) tahun 1483 menganjurkan tiga rangkaian gambar masing-masing memuat lima lukisan tersendiri, yaitu 5 sukacita Maria, 5 penumpahan darah Yesus dan 5 sukacita Maria setelah kebangkitan Yesus.

Jadi inilah ke 15 peristiwa Doa Rosario yang kita kenal hingga sekarang. Dan daftar ini pun disahkan Paus Pius V ketika menetapkan Rosario sebagai doa yang sah tahun 1569.

Berdasarkan ensiklik Marialis Cultus dari Paus pendahulunya yang membicarakan tentang Rosario sebagai ringkasan Injil, Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Rosarium Virginis Mariae merasa perlu melengkapi pola baru pada pola Rosario yaitu periwtiwa terang.

Paus mengatakan: "Agar Rosario menjadi ringkasan Injil yang lebih utuh tepatlah ditambahkan renungan tentang peristiwa-peristiwa baru ini ditempatkan sesudah renungan sekitar inkarnasi dan kehidupan Yesus yang tersembunyi (peristiwa gembira) dan sebelum renungan yang berpusat pada sengsara-Nya (peristiwa sedih) dan kenangan akan kebangkitan-Nya (peristiwa mulia).

Jadi penampakan peristiwa baru ini dimaksudkan untuk memberi kesegaran dan untuk mengibarkan minat baru terhadap doa Rosario dalam spiritualitas kristiani sebagai jalan lurus menuju lubuk hati Yesus, samudera sukacita dan terang sengsara dan kemuliaan."

Sebelumnya ada perbedaan antara bulan rosario dan bulan Maria, karena pada umumnya umat Katolik banyak yang tidak mengerti antara bulan rosario dan bulan Maria banyak dari mereka yang menganggap bahwa bulan Mei adalah bulan rosario.

Bulan Maria diperingati setiap bulan Mei (31 Mei) untuk memperingati Bunda Maria mengunjungi Elisabeth.

Sedangkan bulan rosario (7 Oktober) adalah untuk memperingati Bunda Maria yang dingkat oleh Gereja sebagai Ratu Rosario. Dan beberapa umat yang berdoa Rosario tidak menggunakan untaian Rosario hal ini tidak masalah.

Untaian Rosario itu hanyalah sarana yang membantu kita dalam mendaraskan doa Rosario. Apabila tidak ada manik-manik Rosario, bahkan kita masih dapat menggunakan jari-jari kita untuk menghitung Salam Maria.

Tentunya adalah jauh lebih baik jika kita berdoa Rosario tanpa menggunakan Rosario daripada sama sekali tidak berdoa Rosario bukan?

Baca juga Tata Cara Dan Urutan Doa Rosario

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url